‎Tadabur Surat An Naba

Java Tivi
0

_Esai Ramadan 10_


_Tentang apa mereka bertanya-tanya?_

‎_Tentang berita yang besar_

‎_Mengapa kiamat menjadi berita yang besar?_

‎_Apakah seperti yang diceritakan dalam hadits ini?_


‎ تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا


‎“Hampir saja umat-umat mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”.


‎فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ


‎Kemudian seseorang bertanya, ”Wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?”


‎قَالَ: بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ


‎Rasulullah ﷺ bersabda, ”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagaikan sampah/ buih yang dibawa oleh air hujan.


‎وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ


‎Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian wahn.


‎فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ


‎Kemudian seseorang bertanya, ”Wahai Rasulullah, apa itu wahn?”


‎قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ


‎Rasulullah ﷺ bersabda, ”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297   Shahih Al-Albani)


‎Dunia kita masing-masing yang nyaman, yang menjadikan kepekaan hati dan pemahaman menjadi dangkal. Sebab itu kita bertanya-tanya saat itu datang.


‎Belum datangkah orang-orang yang mengingatkan kita tentang tidak kekalnya dunia ini? Termasuk dunia kita masing-masing : pekerjaan, kekuasaan, ketenaran, pujian, bagaimana jika semua itu hancur?


‎Seakan kita belum sadar, bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki batasnya masing-masing. Batas waktu, ruang, batas kapasitas. Sudah datangkah kepada kita kisah Fir'aun atau raja ashabul ukhdud, yang membakar rakyatnya sendiri karena beriman pada Tuhan yang tunggal? Batas rejeki mereka telah lampau terlewati. Mereka kini hanya menjadi kisah, yang oleh kita terasa hanya seperti dongeng fiksi (tidak nyata). Zaman berubah, namun ada saja yang merasa menjadi "raja-raja" baru, dan merasa hebat bahkan melebihi mereka. Fir'aun atau manusia zaman ini yang secara tidak sadar merasa mampu melampauinya - itu sungguh konyol, juga akan datang batas waktu mereka. Kabar besar akan datang, bahwa dunia mereka juga akan hancur. Seperti kisah raja-raja terdahulu yang mereka anggap sebagai fiksi.


‎Tidak harus berlimpah, sebab berkecukupan itu tidak sama dengan miskin. Sebab, secara mendasar manusia diuji 2 hal :


‎1. Dikejar oleh masa lalu yang menyedihkan, dan

‎2. Disapa oleh rasa takut di masa depan


‎Maka seakan menjadi seperti Qorun adalah cita-cita setiap orang. Dan ini aneh, Musa dan Fir'aun dianggap fiksi, tapi mengapa Qorun yang se-zaman dengan mereka dianggap nyata dan menjadi cita-cita?


‎Lalu, tanpa tanya manusia zaman ini nge-gas menuju cita-cita itu. Sedangkan perjalanan tanpa pemahaman itu sangat berbahaya. Kita membutuhkan jawaban, pemahaman, agar selama perjalanan, setidaknya telah memiliki pengetahuan. Kemudian rasa takut dan kepedihan dapat kita hadapi dengan keberanian. Semua itu dimulai dari *pertanyaan-pertanyaan*. Agar jangan sampai kita baru bertanya-tanya saat kiamat datang. Lalu hanya kepedihan dan rasa takut yang kita miliki.


‎Senin, 10 Ramadan, 10 Maret 2025

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)