_Esai Ramadan 7_
"Saat seseorang merasakannya (malam al qadr), ada semacam perasaan sakit kehilangan dari dalam diri. Rasa sakit yang melegakan. Barangkali itu ketika jiwa sedang disuci-bersihkan oleh malaikat dan para ruh suci : tanazzalul malaikatu wa ar ruhu fiyha," Jon mengisahkan. "Lalu jiwa itu menjadi terang, tak bisa dibenci, karena tiap dibenci ia akan semakin mencintai. Tak bisa dimarahi, dimusuhi, karena ia akan semakin penyayang. Ia bisa menangis dan terluka, karena itu proses biologis (hormon, darah, dll), tapi tak bisa sedih, dan tawanya akan seperti tawa kakek-nenek, tawa yang tanpa beban, tawa keterlepasan terikat dengan dunia,"
"Ente pernah mengalami itu, Jon?"
"Em, entahlah. Lagipula, aku tak peduli (Malam al qadr)," 
"Lah, kok gak peduli? Itu gak penting buat ente? Sombong benar..."
"Bagaimana bisa malam al qadr penting bagiku? Jika itu aku anggap penting, maka aku anggap apa Tuhan di hatiku ini? Bukankah hanya Dia yang terpenting, bahkan dari surga, atau sekedar malam al qadr?"
Jadi teringat dulu waktu si Jon jadi tukang angon sapi. Ia menulis cerita dengan tokoh dirinya sendiri :
_Si Jon berkeliling desa seharian menunggangi sapi. Lalu seseorang bertanya, "Ente nyari apa, Jon? Bolak balik tak jelas?"_
_"Nyari sapi saya," jawab Jon.
_Orang yang bertanya tertawa, "Lah ente kentir? Itu yang ente naiki sapi ente," kata orang itu._
_"Ah, apa iya ini milik-ku? Mana yang benar-benar milik-ku?"
Cerita bertema sufistik dari si Jon memang satire keras. Tidak ada satu hal pun di dunia ini yang benar-benar milik seorang hamba. Tapi banyak manusia lupa, dengan sedikit keberpemilikan dari Tuhan, justru Yang Maha Pemberi itu diacuhkan. Bagaimana bisa, kita melupakan bahkan sombong, pada sesuatu yang memberi kita segala hal? Tapi mungkin begitu memang efek permainan. Tidak anak kecil atau dewasa, saat bermain, kita mudah lupa. Bahwa dunia ini hanya candaan dan permainan.
Al-An'am ayat 32
وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗوَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Dan kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang *bertakwa.* Tidakkah kamu mengerti?
Jumat, 7 Ramadan, 7 Maret 2025
