Nunggu Maghrib (9)

Java Tivi
0

Tiga Makhluk Pertama yang Menyombongkan Diri di Hadapan Tuhan



‎Ada beda antara tafsir dan tadabur. Untuk menafsirkan qur'an kita harus paham dan berpengalaman dalam 11-12 disiplin ilmu pokok. Di antaranya ilmu kalam (filsafat), nahwu shorof, balaghoh, lisanul arab, mantiq (logika), tasawuf, ilmu eksak (fisika, kimia, matematika, astronomi, dsb). Berbeda dengan tadabur dari akar kata " دبر " , da-ba-ro, dalam biologi kita mengenal kata 'dubbur', yang berarti belakang, atau tempat keluar kotoran, dan semacamnya. Tadabbur, hanya sebatas merenungkan, _meng-asyik-i_ , Qur'an dari batas-batas pemahaman yang kita tahu, untuk mendapatkan hikmah, jalan keluar, dari pertanyaan atau persoalan hidup kita.


‎Melanjutkan serial tulisan *menunggu maghrib* yang lebih cocok disebut tulisan dongeng sore, kita sampai di akhir tulisan. Kata آدم (Adam) tidak selalu berarti *manusia*. Kata tersebut juga bisa berarti _pemuka_ , pemimpin, atau bahkan pelayan خادم / خادمة. Jika kita tadabur surat al baqarah : 30, kata :


‎انِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ


‎Sesungguhnya Aku (Allah) akan *menjadikan/mengangkat* seorang *penerus/pemimpin* di bumi.


‎Maka akan tepat jika sang khalifah di bumi itu mendapatkan gelar *Adam*, yang berarti pemimpin, 'pemuka-nya' manusia. Ditambah lagi kata " جاعل " (Ja'ilun), dari kata ' ja-'a-la ', itu bisa berarti menjadikan, mengangkat, menempatkan, atau menetapkan.


‎Penting kita pahami, bahwa Qur'an itu bukan kitab sejarah. Bukan sejarah sebagai ilmu, hanya sebatas sebagai kisah. Maka banyak cerita-cerita yang tidak mudah untuk diverifikasi. Baik itu verifikasi evidensi (bukti-bukti) fisik, atau verifikasi konteks ruang dan waktu. Termasuk kisah tentang Adam, selama ini kita berdebat sama-sama tak paham pendekatan (approachment) antara Adam atau manusia Purba. Antara keturunan kera atau manusia. Tanpa kita tahu, di eropa sana, dari riset DNA, pewarisan genetik manusia, ada sekitar 13% dari susunan DNA manusia yang tidak berasal dari unsur bumi. Dalam singkat kata, di negeri kita masih diajarkan pemahaman evolusi manusia yang di eropa sejak ±30 tahun lalu mulai ditinggalkan. Kecuali untuk mereka yang berhaluan ateis militan. Memang membutuhkan buku-buku / riset itu untuk afirmasi para anggotanya. Belum lagi riset quantum kosmologi dan kuantum partikel. Tentang ruang dan waktu paralel (multiverse) dan *singularity* atau kekekalan semesta di dalam lubang hitam (black hole). Maka ada kisah yang menceritakan bahwa _Adam_ itu tidak hanya satu, tapi ada 100.000 Adam. _What the h*ll is that?_ Ini rumit, dalam tulisan terakhir ini hanya akan mendongengkan sedikit tentang *singularity* dan dunia paralel versi _Adam_, yang menjadikannya menyombongkan diri pada Tuhannya.


‎Selama mendidik para sahabat, rasulullah memiliki 2 golongan sahabat dalam hal ilmu. Pertama adalah umum, kedua adalah para sahabat khusus. Di antaranya yang khusus adalah Ibnu Abbas ketika ditanya oleh seorang tabi'in tentang surat ath tholaq ayat 12 :


‎At-Talaq ayat 12


‎اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ وَّمِنَ الْاَرْضِ مِثْلَهُنَّۗ يَتَنَزَّلُ الْاَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ەۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا ࣖ


‎Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.


‎Singkat cerita, Ibnu Abbas bilang, bahwa di tujuh bumi itu ada Muhammad seperti di bumi ini, ada ka'bah yang seperti di bumi ini, dsb.


‎Akan lebih pusing lagi, ketika kita tadabur hadits ini :

‎اناللة خلق ميءت الف آدم


‎Innallaha khalaqa mi-ata alfa Adam” (Sesungguhnya Allah telah menciptakan 100.000 Adam).


‎Hadits itu ada yang bilang dhoif (lemah), tapi tentang surat al thalaq tadi, itu shohih. Dan ini dikonfirmasi riset fisika mutakhir, yaitu tentang semesta paralel / multiverse. Rumit kan? Heheh.


‎Dikatakan pada Adam,


‎Al-A'raf ayat 19


‎وَيٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ


‎Dan (Allah berfirman), “Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.”


‎Kata شجرة خلد , pohon keabadian, yang tidak boleh didekati Adam. Dalam hal ini, perspektif materil, pohon dalam pandangan mata, itu bukan yang dimaksud dalam kata itu. Pohon keabadian ini adalah suatu entitas yang menjadikan semesta berulang berkali-kali. Dan konsep itu baru ditemukan akhir-akhir ini dalam fisika kuantum kosmologi yaitu *eternal inflation*, atau inflasi semesta yang terus menerus sejak big bang, dan singularitas ( ∞ ) di dalam black hole (lubang hitam).


‎Maka ketika Tuhan bilang :

‎Al-Baqarah ayat 36


‎فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ


‎Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan.”


‎fa-azala (keabadian pohon khuldi/singularity) huma (mereka/Adam dan keturunannya) syaithonu (akhirnya tergoda) untuk mendekati pohon itu.


‎ihbithu (turunlah kamu ke kerendahan), ba'dlukum li ba'dli aduww (bagian per bagian saling menjauh (eternal inflasi/galaksi dan benda langit yang saling menjauh). Wa lakum fil ardli mustaqoron (dan bagi kamu bumi yang sudah layak huni / stabil).


‎Ah, rumit.


‎Adam _sombong_ sebab ia berambisi meski itu hanya ada dalam hati, untuk mendapatkan keabadian. Lho bukannya Adam sudah di surga, dan surga itu abadi? Ini akan dijelaskan di 10 hari terakhir ramadhan, Insya Allah. Tulisan tentang *3 makhluk pertama yang menyombongkan diri di hadapan Tuhan* dengan ini selesai.


‎ذهب ظمء و بتلتل ءرق و ثبتل اجر انشا الله


‎Jumat, 31 Maret, 9 Ramadan 2023

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)