Nunggu Maghrib (14)

Java Tivi
0

Solusi 3 Jalan



‎Kita awali tulisan ke-14 ini (setelah absen sehari kemarin) dengan pertanyaan :

‎Mengapa seringkali apa yang kita inginkan justru pada akhirnya kita sesali?


‎Saat _futuh Makkah_, penaklukan kota mekah, rasulullah memasuki ka'bah. Pada awalnya beliau berwajah riang, tapi saat keluar dari ka'bah, beliau bermuka masam (cemberut). Bukan tentang apa yang dilihat beliau secara penglihatan mata di dalam ka'bah, melainkan beliau khawatir jika hal itu (masuk ka'bah) menjadi sunah yang memberatkan di suatu saat nanti. Kita tahu, menyentuh hajar aswad saja susahnya minta ampun, apalagi kalau berebut memasuki ka'bah. Itu sih kata yang sudah pernah kesana. Kalau saya kelasnya haji mingguan, yaitu sholat jumat. Haji untuk orang-orang miskin. Heheheh


‎Lalu, apa hubungannya dengan judul tulisan ini? _Ahwal_ (kondisi) yang rasulullah alami itu adalah tentang orientasi jangka panjang. *Rokaat panjang*, bahasa kerennya. Perjuangan tanpa henti, yang tidak hanya menyelesaikan satu masalah di titik tertentu lalu abai pada persoalan lain di sekitarnya.


‎Maksudnya begini. Solusi 3 jalan secara mendasar adalah *identifikasi* (bagian epistemologi), penerapan metode dan pengawasan (aksiologi), dan keadilan yang stabil (ontologis), yang ketiga ini memang agak sulit dijelaskan.


‎Contoh begini. Jika anak kita kecanduan main handphone, maka secara _epistemologi_, masalah ada pada handphone, harus disimpan, atau dimatikan. Tapi, apakah berhasil? Tentu tidak. Anak justru bisa semakin brutal. Mirip pecandu narkoba yang kejang-kejang saat tidak menghisap itu. Maka, langkah kedua harus dilakukan. Handphone disembunyikan, diajak main, belajar masak (kalau anak perempuan), jalan-jalan sekitar, melakukan kreatifitas, dan lain-lain, yang mengalihkan fokusnya pelan-pelan dari handphone. Kemudian di saat rileks (ini masih ranah aksiologi), ajak dialog tentang aturan main hp, yang dikuatkan teladan ayah ibunya. Susah? Pasti. Kebiasaan buruk yang sudah lama itu ibarat pohon buruk yang besar. Kalau tidak merawatnya menjadi sesuatu yang berbuah manfaat, itu bisa merusak sekitarnya.


‎Identifikasi masalah, buat metode/cara, simulasikan dan uji berkali-kali, dan terakhir (ontologis), lihat apakah ada yang rusak, kacau, hancur, dari sisi psikologis manusianya, jasadiyahnya, mental (intelektualnya), spiritualnya, dan juga lingkungannya. Agak susah memang untuk membuat metode menjaga dari kerusakan baik diri manusia ataupun lingkungannya. Tapi setidaknya kita pernah berpikir dan merumuskan itu. Sebab, sekali lagi, skup (scope) yang besar, butuh energi besar juga untuk memperbaikinya. Seperti anak yang kecanduan hp tadi, butuh ekstra waktu, energi, materi, dan kreasi untuk konsisten melakukannya. Apalagi jika lingkupnya komunal : keluarga, desa, kota, negara, dunia.


‎Solusi 3 jalan ini penting agar kita membiasakan diri memikirkan masalah hidup (minimal diri kita sendiri), tidak hanya di jangka pendeknya saja. Melainkan jangka panjang. Berpikirlah, cari data-datanya dari berbagai sudut pandang, uji dan simulasi, dan evaluasi, adakah kekacauan sebagai efek dari metode kita itu?


‎Memang sulit menjadi orang berilmu. Yang mudah itu menjadi orang pintar bicara (termasuk menulis, ya, heheh). Orang berilmu itu banyak pertimbangan. Sebab, di antaranya dengan 3 jalan tadi. Mirip mau memberi uang ke anak kecil pengemis di perempatan jalan. Kalau dikasih, kita mendukung kemiskinan (mental)-nya, kalau tidak dikasih kita memang ada uang barang 1000/2000 rupiah. Belum lagi kalau ternyata mengemis buat kredit mobil. Lah, repot. Jalan tengahnya untuk pengemis anak tadi apa? Kalau niat, kasih saja, kalau tidak niat tidak usah kasih (meski punya uang).


‎Sebab, perkataan maaf dan ucapan kebaikan itu lebih utama daripada pemberian yang diungkit-ungkit, dipikirkan terus menerus.


‎Al-Baqarah ayat 263


‎۞ قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَآ اَذًى ۗ وَاللّٰهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ


‎Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun.


‎ذهب ظمء و بتلتل ءرق و ثبتل اجر انشا الله


‎Rabu, 4 April, 14 Ramadan 2023

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)